Miracle of Married
"Kapan nyusul kakakmu nikah"
itu pertanyaan yang saya dapet dari temen-temen satu angkatan saya pas
tiba-tiba saya telah kembali ke kampus, setelah seminggu pulang karena
saya harus menghadiri pernikahan kakak saya. Kampus saya ini, heboh
buangget kalo udah pada ngomongin nikah. Maklumlah, dalam kamus kami ga
ada istilah kata pacaran. Saya sebenernya juga males-males niat gitu,
nulis kaya beginian. Coz saya sendiri belum pernah merasakan keajaiban
dibalik pernikahan, kan saya sendiri belom nikah. Gubraks! haha.
Gara-gara saya tempel pamflet yang bertemakan cinta, akhirnya saya
menghadiri juga acara yang ada dipamflet itu. Kebetulan saya punya
softcopynya dari pamflet itu. Ini dia, taraaa..... sengaja saya zoom,
biar kamu bisa lihat dengan jelas.
Jangan dateng keacara itu ya, karena tanggalnya udah kadaluarsa
Saya hanya
me-review apa yang ustadz Luky B Rouf sampaikan. Kata beliau dalam
bukunya “Kecil-kecil kok nikah?” Itu barangkali reaksi dari beberapa
orang yang paling mudah kita temui ketika menyaksikan sepasang anak
manusia yang masih muda belia tapi memilih untuk menikah. Reaksi
berikutnya, mulai dari kaget, sinis, sampai sangsi kalau ada
sebagian anak muda kita berani untuk membina sebuah rumah tangga.
Bukankah seharusnya anak-anak muda itu mengejar cita-citanya, meraih
kariernya, menunjukkan karyanya, mengabdikan baktinya, dan
seterusnya, daripada memilih untuk menikah muda?Ya, berbagai reaksi
tentang fakta dan fenomena nikah muda atau nikah dini tersebut, boleh
dibilang nggak berlebihan alias wajar. Sebab ketika mendengar kata anak
muda, langsung terbayang dalam benak kita adalah mereka yang hobinya JJS
di mall, jejingkrakan di konser, triping dan dugem di diskotek, suka
tawuran, dan sejenisnya. Dengan gambaran dunia remaja yang seperti itu,
tentu akan sulit dibayangkan kalau mereka diserahi tugas sebagai suami
atau istri, sekaligus sebagai ayah atau ibu nantinya.
Hal ini makin
ironis ketika mereka masih remaja dan masih mengenyam bangku sekolah,
tidak pernah ada pelajaran khusus yang membuat remaja jadi siap
untuk memasuki dunia pernikahan. Akhirnya siap atau tidak siapnya untuk
menikah muda bukan hanya karena faktor si calon pelaku nikah muda
tersebut (para remaja), tapi juga keadaan di sekitar, entah itu
masyarakat, keluarga, bahkan negara juga nggak siap menghadapi fakta
dan fenomena nikah muda.Sedikit bukti ketidaksiapan itu bisa terlihat
ketika terpampang fakta di depan mata kita tentang perceraian muda,
broken home, dan semrawutnya problem rumah tangga pasangan muda. Inilah
yang akhirnya jadi “dalil” terutama oleh pengambil kebijakan di negeri
ini, yang menyarankan bahkan melarang untuk menikah muda. Sebagai
solusinya mereka menawarkan program keluarga berencana, sebuah program
yang sebenarnya lebih kepada bentuk reaktif atas sebuah persoalan,
bukan sebagai langkah proaktif. Padahal kalau sebenarnya jeli,
masalah hiruk pikuknya rumah tangga nikah muda bukan pada soal setelah pasangan itu menikah, tapi
persoalannya ada
di saat pasangan itu belum menikah. Ini yang harusnya jadi konsen
pembahasan sekaligus solusi, bukan malah melarang pasangan muda
untuk menikah.
Justru dengan
menikah akan menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama,
seperti seks bebas, pacaran, dan teman-temannya. Padahal, dalam sebuah
pernikahan ada miracle tersembunyi. Dan hanya orang-orang yang sudah
menikahlah yang mengetahui itu. Ga percaya? Saya kasih bocoran sedikit
nih. Ini langsung dari Allah SWT.
1. Menikah dapat Meluaskan rejeki
Dan nikahkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut
(menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin
Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.An Nuur 32)
2. Berhak mendapat pertolongan Allah
Sabda Rasulullah
saw,”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang
yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian
antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang
menikah yang ingin menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
3. Memperbaiki akhlak dan Martabat
Rasullullah SAW
bersabda : kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diatara kamu
sesungguhnya Allah akan memperbaiki Ahklak, meluaskan rezeki dan
keluhuran mereka” ( Al Hadist)
4. Pahala Ibadah menjadi berlipat-lipat
Shalat 2 rakaat
yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70
rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam
kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)
5. Mudah mendapatkan pahala
“Dalam kemaluanmu
itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita
mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab,
“Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan
berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang
halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu
Khuzaimah)
6.Menikah lebih Berpeluang masuk surga dari orang yang tidak menikah
Rasullullah SAW
bersabda : : seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan
sehina-hina mayat kalian , adalah yang tidak menikah (HR. Bukhari)
Diantara kamu
semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu
semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup
membujang (HR. Abu Y. dan Thabrani).
Selamat mengaplikasikannya dalam kehidupan kamu, bagi yang belum menikah ^___^
0 komentar:
Posting Komentar
komunikasiKu