Arti Nisfu Sya'ban dan Ibadah yang Disarankan
Tribun Timur - Jumat, 15 Juli 2011 10:30 WITA
More Sharing ServicesShare
|
Share on facebook
Share on myspace
Share on google
Share on twitter
ist
ilustrasi ibadah
Berita Terkait
TRIBUN-TIMUR.COM -- Malam
ini adalah malam Nisfu Sya'ban, atau malam pertengahan. Penanggalan
Qamariyah 1432 Hijriyah, tahun ini menetapkan 1 Ramadan
jatuh 1 Agustus 2011. Artinya, shalat tarawih dan sahur 31 Juli, atau 13
hari lagi.
Berikut penjelasan mengenai malam Nisfu Sya'ban serta ibadah apa yang sebaiknya dilakukan di malam ini, seperti dilansir pesantrenvirtual.com:
Berkenaan dengan malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui: Tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
Berikut penjelasan mengenai malam Nisfu Sya'ban serta ibadah apa yang sebaiknya dilakukan di malam ini, seperti dilansir pesantrenvirtual.com:
Berkenaan dengan malam Nisfu (pertengahan) Sya'ban ada beberapa permasalahan yang patut diketahui: Tentang keutamaan malam ini, terdapat beberapa hadis yang menurut sebagian ulama sahih. Diantaranya hadis A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat, kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab: "Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.
Dalam
hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban, maka hidupkanlah
dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun
ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: "Orang yang meminta
ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia
rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga
fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).
Ulama
berpendapat bahwa hadis lemah dapat digunakan untuk Fadlail A'mal
(keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis tersebut tidak sahih, namun
melihat dari hadis-hadis lain yang menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban,
dapat diambil kesimpulan bahwa malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai
keuatamana dibandingkan dengan malam-malam lainnya.
Bagaimana
merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah dengan memperbanyak ibadah dan
salat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan
Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikan malam
Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan salat malam
berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian umat Islam
juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari masjidil
Aqsa ke arah Ka'bah.
Adapun apa yang sering dilakukan
oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya'ban sebanyak 100
rakaat, ini tidak ada landasannya dan termasuk bid'ah. Syeikh
Abdurrahman bin Ismail al-Muqaddisi telah mentahqiq masalah ini.
Demikian juga tidak ada do'a khusus untuk malam nisfu Sya'ban, namun
cukup dengan do'a-do'a umum terutama do'a yang pernah dilakukan
Rasulullah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan malam Nisfu Sya'ban
dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir membaca al-Qur'an, berdo'a
dan amal-amal salih lainnya.
Penulis : Ina Maharani
Editor : Ina Maharani
0 komentar:
Posting Komentar
komunikasiKu