diarymuslim Intelektual Mahasiswa LDK FKUI KamPusKu

dakwah islam

Jumat, 22 Juni 2012

Miracle of Married

Miracle of Married


"Kapan nyusul kakakmu nikah" itu pertanyaan yang saya dapet dari temen-temen satu angkatan saya pas tiba-tiba saya telah kembali ke kampus, setelah seminggu pulang karena saya harus menghadiri pernikahan kakak saya. Kampus saya ini, heboh buangget kalo udah pada ngomongin nikah. Maklumlah, dalam kamus kami ga ada istilah kata pacaran. Saya sebenernya juga males-males niat gitu, nulis kaya beginian. Coz saya sendiri belum pernah merasakan keajaiban dibalik pernikahan, kan saya sendiri belom nikah. Gubraks! haha. Gara-gara saya tempel pamflet yang bertemakan cinta, akhirnya saya menghadiri juga acara yang ada dipamflet itu. Kebetulan saya punya softcopynya dari pamflet itu. Ini dia, taraaa..... sengaja saya zoom, biar kamu bisa lihat dengan jelas.
Jangan dateng keacara itu ya, karena tanggalnya udah kadaluarsa

Saya hanya me-review apa yang ustadz Luky B Rouf sampaikan. Kata beliau dalam bukunya “Kecil-kecil kok nikah?” Itu barangkali reaksi dari beberapa orang yang paling mudah kita temui ketika menyaksikan sepasang anak manusia yang masih muda belia tapi memilih untuk menikah. Reaksi berikutnya, mulai dari kaget, sinis, sampai sangsi kalau ada sebagian anak muda kita berani untuk membina sebuah rumah tangga. Bukankah seharusnya anak-anak muda itu mengejar cita-citanya, meraih kariernya, menunjukkan karyanya, mengabdikan baktinya, dan seterusnya, daripada memilih untuk menikah muda?Ya, berbagai reaksi tentang fakta dan fenomena nikah muda atau nikah dini tersebut, boleh dibilang nggak berlebihan alias wajar. Sebab ketika mendengar kata anak muda, langsung terbayang dalam benak kita adalah mereka yang hobinya JJS di mall, jejingkrakan di konser, triping dan dugem di diskotek, suka tawuran, dan sejenisnya. Dengan gambaran dunia remaja yang seperti itu, tentu akan sulit dibayangkan kalau mereka diserahi tugas sebagai suami atau istri, sekaligus sebagai ayah atau ibu nantinya.

Hal ini makin ironis ketika mereka masih remaja dan masih mengenyam bangku sekolah, tidak pernah ada pelajaran khusus yang membuat remaja jadi siap untuk memasuki dunia pernikahan. Akhirnya siap atau tidak siapnya untuk menikah muda bukan hanya karena faktor si calon pelaku nikah muda tersebut (para remaja), tapi juga keadaan di sekitar, entah itu masyarakat, keluarga, bahkan negara juga nggak siap menghadapi fakta dan fenomena nikah muda.Sedikit bukti ketidaksiapan itu bisa terlihat ketika terpampang fakta di depan mata kita tentang perceraian muda,  broken home, dan semrawutnya problem rumah tangga pasangan muda. Inilah yang akhirnya jadi “dalil” terutama oleh pengambil kebijakan di negeri ini, yang menyarankan bahkan melarang untuk menikah muda. Sebagai solusinya mereka menawarkan program keluarga berencana, sebuah program yang sebenarnya lebih kepada bentuk reaktif atas sebuah persoalan, bukan sebagai langkah proaktif. Padahal kalau sebenarnya jeli,
masalah hiruk pikuknya rumah tangga nikah muda bukan pada soal setelah pasangan itu menikah, tapi
persoalannya ada di saat pasangan itu belum menikah. Ini yang harusnya jadi konsen pembahasan sekaligus solusi, bukan malah melarang pasangan muda untuk menikah.

Justru dengan menikah akan menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama, seperti seks bebas, pacaran, dan teman-temannya. Padahal, dalam sebuah pernikahan ada miracle tersembunyi. Dan hanya orang-orang yang sudah menikahlah yang mengetahui itu. Ga percaya? Saya kasih bocoran sedikit nih. Ini langsung dari Allah SWT.

1. Menikah dapat Meluaskan rejeki

Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (QS.An Nuur 32)

2. Berhak mendapat pertolongan Allah

Sabda Rasulullah saw,”Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad di jalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)

3. Memperbaiki akhlak dan Martabat

Rasullullah SAW bersabda : kawinkanlah orang-orang yang masih sendirian diatara kamu sesungguhnya Allah akan memperbaiki Ahklak, meluaskan rezeki dan keluhuran mereka” ( Al Hadist)

4. Pahala Ibadah menjadi berlipat-lipat

Shalat 2 rakaat yang diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al Kamil dari Abu Hurairah)

5. Mudah mendapatkan pahala

“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

6.Menikah lebih Berpeluang masuk surga dari orang yang tidak menikah

Rasullullah SAW bersabda : : seburuk-buruk kalian, adalah yang tidak menikah, dan sehina-hina mayat kalian , adalah yang tidak menikah (HR. Bukhari)

Diantara kamu semua yang paling buruk adalah yang hidup membujang, dan kematian kamu semua yang paling hina adalah kematian orang yang memilih hidup membujang (HR. Abu Y. dan Thabrani).



Selamat mengaplikasikannya dalam kehidupan kamu, bagi yang belum menikah ^___^

0 komentar:

Posting Komentar

komunikasiKu